Jumat, 19 Desember 2008

MENJERNIHKAN AIR KOTOR


Mengendapkan air kotor sebelum dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, memasak atau bahkan untuk diminum, masih banyak terjadi di Indonesia. Berbagai cara yang dipakai untuk mengendapkan air, umumnya masih sangat sederhana dan tidak memenuhi standar kesehatan. Berbagai zat terlarut dan berbagai mikroorganisme yang terkandung di dalam air kotor tidak dapat dipisahkan dari air apabila hanya menggunakan metode pengendapan.



Berbagai literatur menerangkan bahwa, air yang secara fisik tidak jernih atau kotor dikategorikan sebagai air yang tidak sehat. Air yang kotor biasanya menjadi tempat perkembangbiakan berbagai jenis kuman penyakit.

Untuk mencegah dampak buruk penggunaan air dari sumber yang telah terkontaminasi bakteri patogen, air minum harus memenuhi syarat-syarat secara fisika, kimia, radioaktivitas dan mikrobiologi. Syarat air bersih ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.

Syarat fisika diwujudkan dalam bentuk kekeruhan, bau, warna dan rasa. Syarat kimia menunjukkan bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam air tidak boleh melebihi ambang batasnya. Baik tidaknya air secara biologis ditentukan oleh jumlah mikroorganisme patogen dan non patogen. Mikroorganisme patogen dapat berwujud bakteri, virus ataupun spora pembawa bibit penyakit, sedangkan mikroorganisme non patogen juga turut mempengaruhi kualitas air. Syarat radiologis mengandung arti bahwa air harus terbebas dari bahan-bahan radioaktif.

Prinsip dasar pemurnian air terdiri atas proses penggumpalan, pengendapan, aerasi, penyaringan, penyerapan dan proses mematikan bibit penyakit. Seluruh proses ini dapat menggabungkan kombinasi cara fisika dan kimia.

Namun pada prakteknya, masyarakat jarang sekali melaksanakan metode fisika dan kimia secara lengkap. Untuk itu sebelum dikonsumsi, air minum haruslah didihkan terlebih dahulu pada suhu 100 derajat Celcius, karena pemanasan merupakan cara sederhana yang paling efektif untuk mematikan berbagai mikroorganisme.

Pustaka :

Onny Untung, 2007, Menjernihkan Air Kotor, Puspa Swara, Jakarta

Majalah Perpamsi edisi Desember 2008, hal 56

Kamis, 04 Desember 2008

AIR DAN KEHIDUPAN



Setelah Udara, air merupakan unsur yang sangat penting dalam mendukung kehidupan di muka bumi ini. Tanpa air, seluruh kehidupan di muka bumi akan terancam punah.

Sebagian besar permukaan bumi terdiri dari air. Secara keseluruhan, air yang terdapat di permukaan bumi membentuk suatu lingkaran (siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau dan waduk akan menguap menjadi uap air karena panas matahari. Titik uap air akan bergerombol membentuk awan. Kandungan uap air di awan akan terkondensasi menjadi butiran-butiran air hujan. Selanjutnya hujan membasahi permukaan bumi dan meresap menjadi air tanah dan membentuk mata air, sumur, danau dan mengalir melewati sungai menuju lautan. Siklus air tersebut akan berputar terus menerus.


Selama proses siklus air terjadi, pada saat itulah seluruh makhluk hidup menggunakan air. Pada saat di laut, air digunakan oleh makhluk yang hidup di laut. Pada saat hujan, air hujan yang turun membasahi permukaan bumi akan berguna bagi tumbuh-tumbuhan. Pada saat air keluar dari mata air, air digunakan oleh manusia dan makhluk lainnya. Pada saat air berada di danau dan di sungai, air digunakan oleh makhluk yang hidup di danau dan sungai termasuk pula manusia.

Dari semua makhluk hidup yang ada di bumi, manusia merupakan satu-satunya makhluk yang bertanggung jawab terhadap rusaknya sumber daya air di bumi ini, dan manusia pula satu-satunya makhluk yang paling banyak memaanfaatkan potensi sumber daya air tersebut, sebut saja mulai dari urusan membilas cucian, transportasi, makanan & minuman, farmasi, energi sampai pariwisata.

Dari seluruh air yang diambil dan dimanfaatkan manusia dari alam ini, hendaklah dikembalikan lagi ke alam dalam kondisi baik, karena manusia memiliki kemampuan untuk itu. Lautan, sungai, danau, waduk dan air tanah saat ini justru semakin rusak kondisinya karena manusia abai akan tanggung jawabnya. Hal ini jelas menjadi ancaman serius bagi kehidupan.


Pustaka
http://ga.water.usgs.gov/edu/drinkseawater.html
Alamsyah Sujana, 2008, Merakit Sendiri Alat Penjernih Air, Kawan Pustaka, Jakarta